Cara Penulisan Laporan Ilmiah
Kali
ini saya akan membagikan tentang cara penulisan laporan ilmiah, sebelumnya
terimakasih untuk semua pihak yang telah mau dan berkenan menengok tulisan di
blog saya ini hehe
Langsung
saja yaah ....
Format laporan ilmiah
Ada berbagai macam format penulisan .Namun perbedaan di antara format format
yang ada jangan terlalu dipermasalahkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Pembaca dapat memahami
dengan jelas bahwa penelitian telah dilakukan tujuan dan hasilnya.
2. Langkah – langkah
medannya jelas , agar jika pembaca tertarik dapat mengulang kembali.
Pada dasarnya ada dua
bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu penulisan proposal penelitian dan
laporan hasil penelitian . Pada umumnya sistematika penulisan proposal
penelitian danpenulisan laporan penelitian sebagai berikut:
Bagian awal
1. halaman judul
2. Halamn persetujuan
dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan
intisari /abstrak)
3. Halamn kata pengantar
atau prakata
4. Daftar isi
5. Daftar tabel (jika
ada)
6. Daftar gambar (jika
ada)
7. Daftar lampiran (jika
ada)
Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Ruang lingkup
5. Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
1. Landasan teori/
tinjauan teoretis
2. Kerangak teori
3. Kerangka konsep
4. Hipotesis atau
pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE
PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
·
Jenis penelitian
·
Populasi sample (untuk penelitian disertai unit
penelitian )
·
Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium /
eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
·
Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah
lain yang digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud
dalam penelitian itu.
·
Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali
pada penelitian eksperimental)
·
Lokasi dan waktu penelitian
·
Teknik pengumplan data.
·
Instrumen penelitian yang digunakan
·
Pengolahan dan Analisis data
Khusus laporan
penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :
BAB IV – HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN
DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran –
lampiran;
- Instrumen penelitian
- Berbagai data sekunder yang diperlukan
- Anggaran penelitian
- Jadwal penelitian
Cara Penulisan Karya Ilmiah
Topik dan Judul
Kegiatan
yang pertama kali dilakukan sebelum menulis adalah menentukan topik. Hal ini
berarti bahwa harus ditentukan terlebih dahulu apa yang akan dibahas dalam
tulisan. Dalam memilih topik perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu:
(1)
topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas,
(2)
topik itu cukup menarik terutama bagi penulis,
(3)
topik itu dikenal dengan baik,
(4) bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup
memadai, dan
(5)
topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Contoh:
“Usaha kecil dan menengah” (terlalu
luas)
“Pengembangan
usaha kecil dan menengah” (terbatas)
Setelah
diperoleh topik, dalam pelaksanaannya topik yang dipilih itu harus dinyatakan
dalam suatu judul. Topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruahan karangan
yang akan digarap, sedangkan judul adalah nama, titel, atau semacam label untuk
suatu karangan. Pernyataan topik mungkin sama dengan judul, tetapi mungkin juga
tidak, misalnya dalan karya sastra. Namun, dalam karya ilmiah judul harus tepat
menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus memenuhi beberapa persyaratan,
antara lain:
(1)
judul harus sesuai dengan topik atau isi karangan,
(2)
judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa, bukan kalimat,
Contoh: Pengembangan
Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta ( baik)
Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta Perlu
Dikembangkan (tidak baik)
(3)
judul diusahakan singkat,
(4)
judul harus dinyatakan secara jelas.
5.2
Abstrak
Abstrak berisi intisari menyeluruh tentang isi
tulisan, mulai dari judul, tujuan, metode, dan rumusan hasil/temuan. Abstrak
ditulis dengan spasi tunggal. Untuk makalah, abstrak cukup satu paragraf,
sedangkan untuk laporan penelitian terdiri atas tiga paragraf yang
masing-masing memuat hal-hal di atas.
5.3 Kata Pengantar
Kata
pengantar berisi puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung berperan
dalam kegiatan penulisan tersebut, dan permintaan kritik dari pembaca demi
perbaikan.
5.4
Pendahuluan
Pendahuluan
berfungsi menyadarkan pembaca akan pentingnya topik yang dibahas sehingga
pembaca merasa perlu mengetahui topik itu lebih jauh dan pembahasannya. Oleh
karena itu, dalam pendahuluan perlu dikemukakan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.
5.5
Kajian Pustaka dan Kerangka Teoretik
Pengertian
kajian pustaka dan kerangka teoretik itu berbeda. Kajian pustaka berisi
pembahasan tentang kajian-kajian terdahulu yang relevan dengan topik
penelitian, sedangkan kerangka teoretik adalah seperangkat teori yang dipakai
sebagai landasan penelitian. Oleh karena itu, pemecahan masalah penelitian
harus berlandaskan pada teori dan kajian terhadap hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang terkait dengan permasalahan yang dibahas. Dari kajian itu
didapatkan jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan. Jawaban
sementara tersebut biasa disebut hipotesis.
5.6
Metode Penelitian
Setelah kajian teoretik dirumuskan, langkah
selanjutnya adalah merumuskan metode yang dipakai dalam penelitian. Metode
penelitian tersebut meliputi apa atau siapa yang diteliti, bagaimana memilih
sampel dari populasinya, data apa saja yang harus dikumpulkan dan dengan metode
apa data itu dikumpulkan, teknik
analisis data yang manakah yang digunakan.
5.7
Pembahasan
Bagian
ini berisi analisis, pembahasan, dan pemaknaan data yang yang telah
dikumpulkan. Kelengkapan data yang diperoleh sangat mendukung kesahihan hasil
analisis. Dan, kecermatan analisis dan pemaknaan data sangat menentukan kualitas
hasil kajian.
5.8
Simpulan
Simpulan
merupakan hasil yang diperoleh dari pembahasan masalah sesuai dengan tujuan
penelitian. Oleh karena itu, simpulan harus menjawab permasalahan dan harus
sesuai dengan tujuan.
6.
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Ketentuan-ketantuan yang harus
diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah meliputi (1) penggunaan kertas, (2)
teknik pengetikan, (3) penomoran, (4) penulisan sumber rujukan atau referensi,
dan (5) penulisan daftar pustaka.
6.1 Penggunaan Kertas
Kertas
yang dipakai adalah kertas HVS, berwarna putih, berat 80 gram, dan berukuran
kuato (21.5 x 28 cm). Naskah ditulis pada satu sisi.
6.2 Teknik Pengetikan
1) Penggunaan Huruf
Naskah
karya ilmiah diketik dengan huruf standar (Times New Roman 12) dan
dengan pita atau tinta berwarna hitam.
2) Jarak Spasi
Jarak antarbaris adalah satu
setengah spasi, kecuali abstrak, terusan nama bab, terusan nama judul tabel,
terusan nama judul grafik/gambar, dan kutipan langsung yang lebih dari empat
baris harus diketik dengan jarak satu spasi. Penulisan antarbaris pada setiap
sumber pustaka diketik dengan jarak satu spasi, sedangkan penulisan antarsumber
dalam daftar pustaka deketik dengan jarak dua spasi.
3) Batas Tepi Pengetikan
Batas tepi pengetikan adalah
sebagai berikut.
(1) Tepi atas : 4 cm
(2) Tepi bawah : 3 cm
(3) Tepi kiri : 4 cm
(4) Tepi kanan : 3 cm
4) Penulisan Judul, Bab, dan
Subbab
Penulisan judul, bab, subbab, dan
anak subbab mengikuti ketentuan berikut ini.
(1) Judul
dan bab ditulis dengan huruf kapital semua, tidak diakhiri tanda baca apa pun,
dan ditulis pada posisi tengah. Nomor bab ditulis dengan angka romawi.
(2) Penulisan
subjudul, subbab, dan anak subbab menggunakaan huruf kapital pada setiap awal
kata kecuali kata tugas; dan dimulai dari batas tepi kiri dan tidak menggunakan
garis bawah serta tidak diakhiri tanda baca apa pun.
5) Penulisan Paragraf Baru
Penulisan paragraf baru dimulai
setelah ketukan kelima dari tepi kiri atau dengan sistem lurus, tetapi harus
diberi jarak spasi dua kali lipat.
6) Penulisan Nama
Penulisan
nama pengarang, baik yang diacu dalam tubuh karangan maupun yang dicantumkan
pada daftar pustaka mengikuti ketentuan berikut ini.
(1) Nama
pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan hanya ditulis nama pokoknya. Misalnya,
“Ahmad Sudargo”, yang ditulis hanya “Sudargo”.
(2) Pada
daftar pustaka, nama yang terdiri atas dua penggal nama atau lebih ditulis nama
pokok (belakang), kemudian tanda koma dan diikuti nama depanya. Misalnya,
“Ahmad Sudargo” penulisannya menjadi “Sudargo, Ahmad”.
(3) Pengarang
buku yang terdiri atas dua orang ditulis secara lengkap.
(4) Pengarang
buku yang lebih dari tiga orang ditulis nama pengarang pertama dan diikuti
singkatan “dkk.”
(5) Gelar
kesarjanaan atau jabatan akademis tidak dicantumkan.
7) Penulisan Tabel dan Grafik
Penulisan tabel dan grafik
mengikuti ketentuan berikut.
(1) Penulisan
tabel diupayakan jangan ganti halaman.
(2) Nomor
dan judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel.
(3) Nomor
dan judul grafik ditempatkan simetris di bawah grafik.
(4) Penulisan
judul tabel dan grafik tidak diakhiri tanda baca apa pun.
(5) Penulisan
nomor urut tabel menggunakan angka Arab, sedangkan penulisan nomor urut grafik
menggunakan angka Romawi.
6.3 Sistematika Penomoran
Sistematika penomoran mengikuti
ketentuan berikut.
(1) Penomoran
bab, subbab, dan anak subbab dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara Pertama
Sistem campuran, yakni dimulai
dari angka romawi besar (untuk bab), huruf kapital (untuk subbab), angka arab
(untuk anak subbab), huruf kecil (untuk anak-anak subbab), angka arab diikuti
satu kurung, dan seterusnya. Contoh:
BAB III
A.
B.
1.
2.
a.
b.
1)
2)
a)
b)
C. dst.
Cara kedua
Sistem angka penuh, yaitu dimulai
dari angka romawi besar (untuk bab), kemudian menggunakan angka arab semua, dan
seterusnya.
Contoh:
BAB III
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.2.1
3.2.2.2
3.2.2.3
3.3 dst.
(2) Penomoran
halaman pada naskah utama menggunakan angka arab.
(3) Penomoran
halaman pelengkap, seperti halaman judul, halaman pengantar, dan halaman daftar
isi menggunakan angka romawi kecil ( i, ii, iii, iv, v, vi, dst.) dan
diletakkan pada bagian bawah tengah.
(4) Penulisan
daftar pustaka tidak diperbolehkan menggunakan nomor.
(5) Penomoran
bab, subbab dan seterusnya dalam daftar isi dituliskan di tepi sebelah
kanan sesuai dengan penulisan bab
atausubbab yang bersangkutan.
6.4 Penulisan Sumber/Referensi
Penulisan sumber atau referensi
bacaan yang dikutip dalam naskah karya ilmiah mengikuti ketentuan berikut.
(1) Sumber
bacaan yang ditulis di antara tanda kurung pada akhir kutipan terdiri atas nama
pokok pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Tanda koma digunakan di
antara nama pokok dan tahun penerbitan, sedangkan tanda titik dua di antara
tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Surat adalah satu sarana untuk
menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu
kepada pihak yang lain (Bratawidjaja, 1995:5).
(2) Apabila
nama pengarang sudah disebutkan lebih dahulu, sumber yang ditulis di antara
tanda kurung hanyalah tahun penerbitan dan nomor halaman yang diacu.
Contoh:
Menurut Bratawidjaya (1995:5)
surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis
dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.
6.5 Penulisan Daftar Pustaka
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka:
(1) daftar pustaka tidak diberi nomor urut,
(2) daftar pustka disusun
secara alfabetis (menurut abjad),
(3) gelar penulis tidak
dicantumkan.
Daftar pustaka dapat berupa
penulisan buku, penulisan artikel, dan penulisan publikasi lain.
1) Buku
Penulisan buku dalam daftar
pustaka disusun mengikuti urutan: (1) nama pengarang, (2) tahun
penerbitan, (3) judul buku, (4) tempat
penerbitan, dan (5) nama penerbit. Di antara satuan itu dipergunakan tanda
“titik”, kecuali di antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda
“titik dua”. Judul buku dicetak miring dan setiap awal kata ditulis dengan
huruf kapital, kecuali kata depan.
Contoh
penulisan buku dengan seorang pengarang
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi:
Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah.
Contoh
penulisan buku dengan dua atau tiga pengarang
Akhadiah, Sabarti, Maidar G.
Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Contoh
penulisan buku lebih dari tiga orang
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
2) Artikel
Penulisan artikel dalam daftar
pustaka menggunakan urutan (1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul
artikel, (4) nama majalah, (5) volume atau halaman dimuatnya artikel, (6)
tempat penerbitan, dan (7) nama penerbit. Judul artikel ditulis di antara tanda
“petik dua”; nama majalah dicetak miring; di antara satuan digunakan tanda
“titik”, kecuali di antara nama editor dan nama majalah, di antara nama majalah
dan volume atau halaman digunakan tanda “koma”; di antara tempat penerbitan dan
nama penerbit digunakan tanda “titik dua”.
Contoh penulisan artikel dalam
majalah
Madya, Suwarsih. 1994. “Penelitian
Tindakan dalam Pendidikan”. dalam Diksi,
No.4, Tahun II, halaman 67-82. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
3) Penerbitan Pemerintah,
Lembaga-Lembaga Ilmiah, dan Organisasi Lainnya
Penulisan daftar pustaka untuk
penerbitan pemerintah, Lembaga-lembaga ilmiah, dan organisasi lainnya menggunakan urutan: (1) lembaga yang
bertanggung jawab atas penulisan dokumen, (2) tahun penerbitan, (3) judul
tulisan, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Contoh:
Depdikbud. 1975. Pedoman Umum
Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
7.
Ragam Bahasa Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah
adalah bahasa Indonesia yang digunakan oleh para cendekiawan untuk
mengomonikasikan ilmu pengetahuan.
Ragam bahasa ilmiah tersebut
memiliki sifat-sifat berikut.
(1) Ragam bahasa ilmiah termasuk
ragam bahasa baku. Oleh karena itu, penulisan karangan ilmiah mengikuti
kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku
(EYD), menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah
dibakukan.
(2) Dalam ragam bahasa ilmiah
banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata tersebut digunakan dalam arti
denotatif, bukan dalam arti konotatif.
(3) Dalam ragam bahasa ilmiah
digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili
gagasan pembicara atau penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis.
(4) Ragam bahasa ilmiah lebih
berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan; bersifat tenang, jelas,
hemat, dan tidak emosional.
(5) Hubungan gramatik antara
unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf, dan hubungan antara
paragraf satu dan paragraf yang lain bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan
digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata
penghubung, pengulangan kata atau frasa, penggantian, dll.
(6) Hubungan semantis antara
unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
(7) Penggunaan kalimat pasif lebih
diutamakan karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih dikemukakan daripada
pelaku perbuatan.
(8) Konsisten dalam segala hal,
misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti diri.
Daftar
Pustaka
Akhadiah, Sabarti., Maidar G.
Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar
Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
Sumber :
http://www.teoripendidikan.com/2015/03/pedoman-penulisan-karya-ilmiah-yang.html
sum